Probolinggo (8 Oktober 2024) – Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kabuaran menggelar kegiatan sosialisasi karhutla yang ditujukan kepada masyarakat sekitar hutan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya mitigasi risiko kebakaran yang kerap mengancam keberlangsungan ekosistem hutan, pada Senin, 7 Oktober 2024.
Sosialisasi ini digelar pada kawasan Hutan petak 20A, RPH Banyuanget, BKPH Kabuaran, KPH Probolinggo, masuk wilayah administratif Desa Silobanteng, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, diantaranya Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Kabuaran Maluddin beserta Jajaranya,
Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Banyuanget Mustapa Kamal beserta anggotanya, Kepala Desa Silobanteng Muntaha, Perwakilan Koramil Mahruf, Ketua LMDH Kesambi Makmur Sodik, LSM Presai Zainul, dan perwakilan Polsek banyuglugur, termasuk, tokoh masyarakat, serta aparat desa.
Kepala Perhutani KPH Probolinggo Aki Leander Lumme, S.Hut. melalui Kepala BKPH Kabuaran Maluddin menjelaskan bahwa sinergi antara Perhutani dan masyarakat setempat merupakan faktor krusial dalam upaya pencegahan karhutla.
"Kami menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan mengantisipasi ancaman kebakaran. Melalui sosialisasi ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai tindakan preventif serta cara-cara respons cepat dalam menghadapi karhutla, " ujarnya.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Taopaz Juanda
|
Materi yang disampaikan dalam sosialisasi ini mencakup teknik pemadaman kebakaran hutan secara mandiri, pemahaman tentang sumber-sumber potensi api, serta peraturan dan sanksi terkait pembakaran lahan.
Selain itu, para peserta juga dibekali dengan pengetahuan tentang deteksi dini kebakaran serta tata cara pelaporan insiden kebakaran kepada pihak berwenang, guna memastikan penanganan yang cepat dan tepat.
Perhutani juga memperkenalkan teknologi pemantauan yang digunakan dalam mendeteksi titik api, serta strategi pemanfaatan lahan hutan yang berkelanjutan untuk mengurangi risiko karhutla.
Dengan pendekatan partisipatif, masyarakat didorong untuk berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga kawasan hutan dari kebakaran, baik melalui patroli mandiri maupun sistem informasi berbasis komunitas.
Salah seorang peserta sosialisasi, yang juga merupakan anggota Lembagaa Masyaraat Desa Hutan Joko Susanto, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini.
"Kami merasa lebih siap dalam menghadapi potensi kebakaran. Selain itu, pemahaman kami tentang bagaimana kebakaran bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya menjadi lebih jelas. Kami juga didorong untuk lebih aktif menjaga lingkungan sekitar hutan, " ungkapnya.
Kegiatan sosialisasi karhutla ini merupakan bagian dari program besar Perhutani dalam menjaga kelestarian hutan sekaligus melindungi masyarakat sekitar dari dampak negatif kebakaran hutan dan lahan.
Kepala BKPH Kabuaran menambahkan, "Kami berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan edukatif seperti ini. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa masyarakat memahami perannya sebagai mitra dalam pengelolaan hutan, sehingga bersama-sama kita dapat mencegah terjadinya karhutla di masa mendatang."
Dengan adanya kegiatan sosialisasi yang rutin dan menyeluruh, diharapkan ancaman kebakaran hutan dapat ditekan, serta tercipta kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kelestarian alam demi keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.@Red.